Kamis, 03 Juni 2010

Cara Termudah Menghilangkan Kebiasaan Ngemil

inilah 9 cara termudah untuk menghilangkan Keisengan Ngemil

JAKARTA, KOMPAS.com - Mungkin Anda termasuk orang yang senang makan ketika sedang stres. Celakanya, camilan yang dimakan ketika stres adalah donat, gorengan, dan segala jenis makanan berlemak.
Coba ikuti petunjuk berikut ini, sebelum Anda mulai mengunyah ketika dilanda stres.

1.  Pilih jenis karbohidrat kompleks Saat sedang stres, pilih makanan jenis karbohidrat karena zat gizi ini bersifat sebagai penenang dengan mengeluarkan zat bernama serotonin. Serotonin adalah neurotransmitter di otak yang menenangkan. Karbohidrat kompleks seperti kentang rebus, roti gandum, jagung rebus, atau ubi rebus butuh waktu lebih lama untuk dicerna dibandingkan dengan donat, wafer, kue-kue, cakes, sehingga membuat kita lebih tahan lapar. Ini akan mencegah gula darah cepat turun karena terlalu banyak mengonsumsi gula. Konsumsi gula justru membuat rasa cemas jadi lebih parah dalam jangka panjang.

2.  Jangan terlalu lapar Buat orang yang senang diet ketat, ketahuilah menahan lapar berkepanjangan justru menyebabkan kecemasan jadi bertambah parah. Itu karena kadar gula terlalu rendah, sehingga otak tak mampu menjaga kadar serotonin yang membuat kita jadi tenang.

3.  Tambahkan asam lemak omega-3 Meskipun belum konklusif, ada bukti bahwa asam lemak esensial ini membantu mengatasi cemas dan depresi. Sumber asam lemak omega-3 adalah ikan salmon, ikan kembung, kacang-kacangan, telur.

4. Tambahkan multivitamin dan mineral Kekurangan vitamin dan mineral dapat menyebabkan tubuh cemas. Vitamin B berfungsi membuka kunci energi di makanan, khususnya vitamin B6 membantu menghasilkan serotonin di otak.

5. Cukup pasokan air Dehidrasi kronis, meskipun hanya ringan, dapat menyebabkan rasa cemas. Pastikan tubuh selalu mendapat pasokan air delapan gelas sehari.

6. Kurangi kafein Cola, kopi, teh, cokelat, atau apapun yang mengandung kafein dapat membuat sistem saraf jadi kewalahan. Kafein memang menyebabkan Anda jadi waspada. Namun, jika berlebihan akan mengubah Anda menjadi gugup, cemas, dan bila parah sekali membuat panik.

7. Pantang alkohol Banyak orang minum alkohol untuk menenangkan saraf, tetapi hasilnya justru malah kebalikannya. Untuk sejumlah orang, hangover, insomnia, buang air kecil berlebihan, dehidrasi merupakan tahap menuju rasa cemas. Alkohol dapat menyebabkan serangan panik. Pilihlah jus buah-buahan seratus persen, sebagai pilihan bijak kala menghadapi situasi stres.

8.  Pilih minuman herbal Sekarang di berbagai supermarket terkemuka tersedia aneka pilihan teh herbal yang menenangkan saraf. Jenis teh herbal itu adalah chamomile dan lemon balm. Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter terutama jika Anda sedang menjalani pengobatan, hamil, atau menyusui.

9. Olahraga Gerak badan juga merupakan solusi alami mengatasi stres dan kecemasan. Olahraga meringankan ketegangan otot, mengurangi tekanan darah, dan jika cukup, menghasilkan endorfin dari otak. Ini adalah zat yang membuat Anda merasa gembira dan rileks. 
http://id.news.yahoo.com/kmps/20100604/tls-9-cara-jitu-usir-keisengan-ngemil-8d16233.html

Rabu, 02 Juni 2010

SURABAYA, KOMPAS.com — Pakar linguistik dari Universitas Kristen Petra Surabaya, Prof Dr Esther Kuntjara, menilai bahwa sejumlah situs jejaring sosial di dunia maya, seperti Facebook dan Twitter, serta sejenisnya telah merusak bahasa. "Hal itu karena dunia maya menggunakan bahasa lisan yang ditulis, bukan bahasa tulis atau bahasa lisan sehingga bahasa lisan yang ditulis dapat mengacaukan bahasa baku," katanya dalam seminar di kampus setempat, Selasa (1/6/2010). Setelah berbicara dalam seminar "Language in The Online and Offline World (LOOW)" yang digagas Jurusan Sastra Inggris UK Petra Surabaya itu, dosen UK Petra Surabaya tersebut menyatakan, bahasa lisan yang ditulis itu dikenal dengan istilah alay.

"Saya sendiri tahu istilah bahasa alay itu justru dari penelusuran melalui Facebook. Yang jelas, bahasa alay itu mencampur aduk antara tulisan, lisan, dan gambar sehingga semuanya menjadi kacau," katanya.
Menurut alumni Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga itu, kekacauan bahasa itu terlihat karena peletakan gambar yang seenaknya dan kadang emosi juga diungkapkan secara tidak tepat. "Misalnya, kalau menyatakan tertawa keras ditulis dengan LOL. Padahal, mungkin saja penulis itu justru sedang marah, bukan tertawa, sehingga semuanya menjadi kacau atau rumit," kata alumni S2 dari San Francisco State University, AS, itu.

Anehnya, bahasa yang rusak itu katanya justru dianggap sebagai kreativitas. "Penutur bahasa dalam dunia maya memang kreatif, tapi kalau rusak-rusakan kok dibilang kreatif, sih," katanya sambil tersenyum.
Dosen yang juga alumni S3 dari Indiana University of Pennsylvania, Amerika Serikat (AS), itu mengatakan bahwa dunia maya juga memunculkan sosok yang mudah berubah dalam satu waktu. "Identitas dalam dunia maya itu mudah diubah sehingga kalau kita mau, apa saja bisa, bahkan bicara dengan sekian orang dengan karakter berbeda juga bisa, apalagi mengubah status di Facebook itu juga sangat mudah," katanya. Ia menambahkan kerusakan bahasa dan mudahnya perubahan identitas dalam dunia maya itu melahirkan generasi yang berani bersikap dan asosial atau individualis. "Bagaimana tidak dikatakan asosial, karena ayah, ibu, dan anak mengetahui kegiatan masing-masing hanya lewat dunia maya. Di dalam Facebook, si anak bilang saya sedang mandi, si ibu bilang kalau dirinya sedang makan, dan sebagainya. Semuanya lewat BB (Blackberry)," katanya.

Di lain pihak, dalam kondisi seperti itu, katanya, Indonesia sangat tertinggal dalam kosa kata baru dalam istilah teknologi informasi sehingga orang mengambil bahasa aslinya, seperti komputer, online, download, upload, dan website, serta sebagainya. "Memang sudah diupayakan download diterjemahkan dengan unduh atau website dengan laman, tapi hal itu kalah cepat sehingga hal itu tidak laku," katanya.

Hati - Hati Bila Saat Tersedak

Tepukan di Punggung Atasi Tersedak

JAKARTA, KOMPAS.com - Seringkali, jika tersedak makanan, banyak orang akan langsung menyarankan agar kita segera meminum air sebanyak-banyaknya. Katanya, gelontoran air di kerongkongan bisa memperlancar makanan yang tersangkut. Fungsi air ini hampir sama seperti oli di mesin, yakni melicinkan makanan supaya turun ke lambung. Logika ini ternyata tidak sepenuhnya benar. Sebab tersedak tidak hanya disebabkan kekurangan cairan saja. Tersedak bisa juga dikarenakan adanya gangguan pada saluran pernafasan atau bahkan saraf yang mempengaruhi fungsi otot.

"Jadi sebenarnya tidak baik juga kalau langsung dikasih minum banyak-banyak," kata Mulyadi, pakar kesehatan dari Klinik Medizone, Jakarta. Ia kemudian menjelaskan, gelontoran air ini malah kadang bisa membuat makanan masuk ke saluran pernapasan. Jika itu terjadi, akibatnya bisa lebih fatal, napas Anda bisa terhalang. Suhanto, pakar kesehatan dari Rumahsakit Mediros Jakarta menyarankan, jika tersedak, segeralah menyuruh orang di samping Anda untuk menepuk punggung Anda. Proses tepukan ini bisa merespon tubuh untuk mengeluarkan benda penyebab tersedak itu.

Tetapi ingat, tepukannya juga harus diukur kekuatannya. Seandainya yang tersedak anak Anda yang masih menyusui atau di bawah enam bulan, tepukannya harus pelan-pelan. Nah, setelah benda penyebab tersedak keluar, Anda harus melakukan relaksasi dengan menarik nafas panjang. "Setelah rileks baru bisa Anda minum secukupnya. lanjutnya. Namun, Anda juga harus memperhatikan, air minum yang Anda konsumsi jangan dalam kondisi dingin atau dicampur dengan es batu. Sebab, air minum dingin justru akan menimbulkan kontraksi baru. "Kalau dikasih air dingin malah bisa tersedak lagi. tambahnya.

Agar terhindar dari tersedak, Mulyadi memberi saran agar kita mengunyah makanan sesuai anjuran medis, yakni sebanyak 32 kali. "Kunyahan ini bisa membuat makanan lebih halus sehingga lebih mudah ditelan," tuturnya. Selain itu, jangan terlalu banyak bicara saat menyantap makanan. "Soalnya bicara sambil makan juga bisa membuat tersedak," cetusnya. Suhanto melanjutkan, Anda yang sering tersedak bisa mengganti asupan makanan padat menjadi yang lebih lembut. "Minum juga harus berimbang jumlahnya dengan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh," pesannya. (Raymond Reynaldi)